Pasti banyak yang menganggap bahwa Tanamar liar bukan bahan makanan dan merupakan hama di sekitar rumah. Bahkan jika terlalu banyak di pekarangan rumah akan langsung dicabut dan dibiarkan begitu saja.
Namun apakah Anda tahu bahwa ada satu kisah Seorang ahli pangan yang memanfaatkan tanaman liar sebagai bahan menu makanan untuk mengatasi status gizi buruk di sebuah desa.
Namanya Hayu Dyah Patria asal Gresik Jawa Timur yang tertantang untuk meningkatkan status gizi sebuah dusun miskin di daerah Jombang. Apalagi ia merupakan ahli teknologi pangan yang tergerak untuk mengatasi masalah gizi buruk dengan ide yang cemerlang.
Awal Kisah Hayu Dyah Patria Ke Salah Satu Dusun Miskin di Jombang
Dusun Mendira Kabupaten Jombang Jawa Timur merupakan salah satu dusun miskin. Letaknya sendiri diatas bukit, dengan jalan terjal, rumah-rumah kayu yang khas pedesaan dan bisa dibilang daerah pelosok.
Karena dusun Mendira dulunya penuh dikelilingi oleh hutan yang lebat bahkan beberapa hewan sering menghampiri dusun ini. Pedesaan yang asri dengan Masyarakat yang mayoritasnnya bekerja di perkebunan.
Pada saat itu kebanyakan Masyarakat juga masih mencari makanan di hutan yang penuh sumber daya. Walau dusun Mendira menjadi salah satu dusun miskin di Kabupaten Jombang.
Hayu tak menganggap dusun Mendira sebagai dusun miskin, Bahkan di matanya dusun ini penuh dengan sumber daya yang melimpah. Letak dusun ini dekat dengan gunung dan hutan lebat. Dengan mudah bisa menemui air segar, berbagai tanaman dan juga tanah yang subur.
“Saya justru tidak melihat kemiskinan sama sekali. Jika kemudian definisi miskin adalah berarti rumah tidak beralas semen atau keramik, menurut saya itu bukan esensinya. Ini adalah daerah yang sangat kaya,” Kata Hayu mengenai dusun Mendira.
Kunjungan Hayu Dyah Patria Ke Dusun Mendira
Banyak sekali ibu-ibu yang dikenali oleh Hayu mempunyai semangat yang luar biasa dalam memajukan tempat tinggalnya. Hayu mengajak para ibu-ibu untuk mulai berkebun dan bertanya mengenai apa saja tanaman yang bisa di makan.
Dan ibu-ibu inipun menjawab bahwa ada banyak sekali tanaman di tempat tinggal mereka yang bisa dimakan dan setelah satu jam menjawab total ada 100 tanaman yang bisa makan. Mulai dari buah-buahan dan tanaman liar juga ada.
Setelah itu Hayu menjelaskan bahwa dusun bukan termasuk dusun miskin dan justru sebaliknya dusun ini penuh akan akan sumber daya pangan.
Identifikasi dan Pemanfaatan Tanaman Liar
Hayu kemudian melakukan identifikasi pada semua jenis tanaman dan kemudian dipilihlah tanaman liar untuk dimanfaatkan. Alasan dipilih tanaman liar karena mudah dijumpai dan ditanam. Selain itu tanaman liar yang dipilih juga bernutrisi serta mempunyai nilai gizi.
Contohnya Krokot, Tanaman liar yang tumbuh secara liar dan seperti rumput ini ternyata mempunyai kandungan vitamin A dan vitamin C yang cukup bagus bagi tubuh. Kadungan lainnya seperti Omega 3 yang bagus untuk kesehatan jantung.
Sebanyak 8 ibu-ibu dusun Mendira kemudian melakukan penanaman untuk 40 jenis tanaman liar di kebun seluas 3000 meter. Hasilnya ini nanti untuk bahan makanan di dapur dan juga dijual pada pasar organik yang berada di Surabaya.
Walau menanam tanaman liar dianggap aneh bahkan oleh orang sesama dusun. Ibu-ibu ini tak menanggapinya sama sekali dan bersemangat untuk menanam tanaman liar sebagai bahan makanan dirumah.
Karena Warga lain sesama desa tersebut tidak tahu bahwa tanaman liar yang mereka tanam mempunyai nilai gizi tinggi.
Hasil Pemanfaatan Tanaman Liar
Hayu saat ini sudah berhasil mengidentifikasi 300 spesies tanaman liar. Hayu juga turut mengundang para akademis hingga para peneliti untuk meneliti secara mendalam apa saja kandungan pada berbagai spesies tanaman liar yang sudah diidentifikasi.
Tanaman liar yang sudah ditanam para ibu-ibu di dusun Mendira memang tidak bisa menghasilkan uang. Namun menu makanan para ibu-ibu sudah berubah dan bergizi tinggi berkat tanaman liar yang sebelumnya dianggap sepele.
Hayu Dyah Patria berhasil mengubah pola makanan Masyarakat menjadi lebih bergizi dengan tanaman liar. Ibu dusun Mendira juga semakin bersemangat menggunakan bahan makanan tanaman liar menjadi makanan lezat dan bergizi tinggi.
Usaha dan perjuangan yang dilakukan Hayu membuahkan hasil dengan mendapat Apresiasi Satu Indonesia Awards di 2011. Sosok Hayu menjadi salah satu yang berjasa dalam memerangi kekurangan gizi di Indonesia.